Rabu, 11 Desember 2019

Teruntuk Kamu yang Berharap Kemuliaan

Semangat itu sangat jelas terpancar kala pertama kita bertatap muka. Kala itu, mulut manismu mengeluarkan segenap cita- cita mulia bahwa kau hendak menjadi salah satu bagian dari penjaga kalam-Nya yang mulia.

Sehari, sepekan, sebulan pertama semangat itu masih sangat kuat-kuatnya. Hingga memasuki bulan kedua semangat itu mulai terdegradasi seiring kesibukan yang beragam. Mulai dari akademis, organisasi, atau bahkan urusan yang sebenarnya tak begitu urgent.

Terus terdegradasi dengan sesekali naik kembali pasca evaluasi dan motivasi, tapi sayang kenaikan itu tak sebanding sengan koordinat x yang menyatakan waktu, hanya seperti sebuah peak dalam sebuah grafik spektroskopi gelombang atau suatu bahan material. Jika kau tak mengerti, itu seperti sebuah gunung yang lebarnya sangat jauh kecilnya dibanding tingginya, lancip, sangat.

Mungkin kau lupa, aku bantu ingatkan.
Mengapa seakan2 tak ada lagi komitmen pada dirimu. Kau dusta, bilang mau memprioritaskan tapi urusan akademis selalu kau dahulukan. Memangnya begitu sibuk dirimu sampai2 tak bisa meluangkan di lain waktu? Atau barangkali kemana saja saat kelas? Tidur? Padahal kau tau betul bahwa ketika kau mendahulukan waktu untuk Quran, maka Allah akan mudahkan urusanmu.

Aku tidak mempermasalahkan siapa saja yang berorganisasi. Tempat ini memang didesign untuk para aktivis, justru jika kau tak punya aktivitas produktif, aku akan mempertanyakannya. Tapi, kau juga sadar harusnya bahwa kau juga punya tanggung jawab disini, ada komitmen sekedar luangkan waktu 3 jam setiap harinya.

Bahkan, jika kau sadari, kau bukan berkomitmen kepadaku, tapi kepada Allah, guna meluangkan waktu untuk Quran. Sadarkah???

Tapi tengok sendiri pada dirimu ketika QT. Selesai sholat shubuh lebih ingin rasanya terlelap kembali. Barangkali dari keseluruhan waktu QT, lebih banyak yang terpakai untuk terlelap, makan, ataupun bermain2 dengan kucing atau menggodai Ukasyah dan Usamah.

Apa kabar targetmu? Apa kabar impianmu, wahai yang sama2 sedang berjuang menjaga kalam-Nya?

Aku memang tidak lebih baik dari dirimu, banyak celanya, banyak kurangnya, caraku mungkin seringkali menyakiti. Tapi memang bukan karenaku kau ada di sini, maka tetaplah fokus pada target, karena sesungguhnya aku pun berfokus pada tugasku demi memastikan targetanmu, citamu tercapai.

Jadi masihkah kamu serius menjadi mahasantri TS 8 menjadi seorang penjaga kalam-Nya, penghafal dan pengamal Quran?


Aula IQF kala dipiketi Buya Hamka
06.30-06.48



Tujuan hidup di bumi

Mengapa kita tercipta di dunia ini? Heh, kok tercipta, kesannya kalo gitu kita ada begitu aja tanpa ada yang menciptakan. Baiknya gunakan &q...