Minggu, 23 Juni 2019

Tengoklah sekitarmu!

Tengoklah sekitarmu, adakah kau temui hal yang janggal? Jika kau tidak menyadarinya berarti ada yang salah dengan dirimu.

Di sekitarmu banyak orang yang senantiasa berusaha membunuh dirinya sendiri, tapi kau tak tahu.
Di sekitarmu banyak yang menjual dirinya, tapi kau tak sadar.
Di sekitarmu banyak yang korupsi, tapi kau tak peduli.
Di sekitarmu orang- orang berbuat musyrik, tapi kau juga tak peduli.

Bagaimana bisa sebanyak itu orang- orang yang berbuat keburukan di sekitarku?

Tidakkah kau lihat begitu banyak yang merokok di sekitarmu, bukankah merokok membunuh diri?

Tidakkah kau melihat banyak yang bermesraan dalam ikatan pacaran yang tak halal di sekitarmu?

Tidakkah kau lihat temanmu berbuat curang, menyontek saat ujian di sekitarmu?

Tidakkah kau melihat banyak yang histeris hendak menyaksikan idolanya, hingga akhirnya menempatkan idolanya lebih tinggi dari Allah dan Kekasih-Nya ,Muhammad SAW di sekitarmu juga?

Kau sehat? Kurasa sakit. Semoga lekas sembuh wahai diri!


Kedewasaan Bukan Proses Penuaan

Harri- hari berlalu berganti minggu.
Minggu-minggu berlalu berganti bulan. 
Begitu terus hingga bulan- bulan menjadi tahunan.
Dan kau masih terus saja begini.
Seperti tak ada perubahan selain bertambah usia menjadi lebih tua. 
Dewasa remaja anak2 memang ditentukan oleh usia, 
tapi kedewasaan tidak, 
ia proses pembelajaran dari pengalaman bukan sekedar proses penuanaan. 
Maka yang lebih muda belum tentu tidak dewasa, 
dan yang lebih tua belum tentu dewasa.
Lalu dirimu, sudah dewasakah (pikiran dan sikapmu)?

Minggu, 16 Juni 2019

Tadabbur QS At- Tahrim

Sangat menyenangkan ketika bisa mendapatkan hikmah dari setiap peristiwa yang terjadi dalam hidup kita, termasuk yang saat ini ku rasakan adalah mendapat hikmah ketika membaca QS At- Tahrim. Sebenarnya surah sudah cukup familiar bagiku, karena sudah sejak dua tahun lalu aku hafal surah ini. Semula yang aku tahu surah ini berisi tentang perintah untuk menjaga keluarga dari api neraka dan juga perintah untuk senantiasa bertobat dengan taubat nasuha (taubat yang semurni- murninya). Ternyata ketika membacanya kembali aku tersadar bahwa memang surah At- Tahrim berisi tentang kehidupan berkeluarga.  Dimulai dengan kisah Rasulullah SAW dengan para istrinya dimana timbul kecemburuan yang berlebihan dari istri- istri Nabi hingga Allah pun mengurnya dengan ayat- ayat suci-Nya. 

Dari asbabun nuzul yang aku baca, ternyata kronologis peristiwanya diawali dengan Nabi Muhammad SAW yang meminum madu di rumah Hafsah sambil bercerita suatu hal. Tapi kemudian, Hafshah menceritakan itu kepada Aisyah, hingga akhirnya Aisyah dan Zainab cemburu berlebihan sampai- sampai membuat Nabi SAW hendak mengharamkan apa yang dihalalkan baginya, dalam hal ini meminum madu. Kemudian Allah mewahyukan kepada Nabi SAW tentang perbuatan Hafshah bercerita, hingga membuat dia kebingungan mempertanyakan siapa yang memberitahukan hal tersebut, hal ini tertulis di ayat 4. Nampaknya kecemburuan yang timbul di antara istri- istri Nabi SAW terdengar hingga ke luar rumah, hingga Umar mengatakan bahwa Allah bisa saja menggantikan mereka dengan yang lebih baik untuk menjadi istri- istri Nabi SAW, lalu turunlah ayat ke 5 yang berisi sesuai dengan perkataan Umar ra.
Jadi bisa diketahui bahwa yang mendapat teguran adalah semua pihak, Hafshah, Aisyah, dan Zainab.
Pada Surah At- Tahrim terdapat dua perintah terakhir (menurut urutan surah- surah di Quran) yang diawali dengan seruan (Wahai orang- orang beriman), yaitu di ayat 6 dan 8. Ayat 6 berisi tentang perintah untuk menjaga diri sendiri dan keluarga dari neraka, sedangkan ayat 8 berisi tentang perintah taubat dengan taubat nasuha. Pada ayat 6 juga disertai dengan ancaman bahwa bahan bakar neraka bukan hanya batu, tapi juga manusia, yaitu manusia- manusia yang ingkar, yang banyak dosanya. Dijelaskan juga karakteristik Malaikat penjaga neraka yaitu keras, kasar, dan taat kepada Allah.
Pada ayat 7 dan 9 Allah menyebut orang- orang kafir dan munafik. Tapi aku masih belum bisa menghubungkan dengan isi surat keseluruhan tentang rumah tangga ini.
Kemudian ayat 10 dan 11 menjadi penegasan bahwa keimanan setiap orang itu tidak bergantung dengan keimanan orang lain dengan mengisahkan istri- istri Nabi Nuh dan Nabi Luth yang kafir, dan Asiyah istri Firaun yang beriman kepada Allah.
Bukan berarti perintah di ayat 6 untuk menjaga keluarga dari neraka adalah sia- sia. Hal yang harus dipegang teguh di sini adalah tetap perlu adanya usaha menjaga keluarga dari neraka dengan mendakwahi, menasehati mereka. Meski pada akhirnya mereka tetap tidak mendengarkannya. Jangan sampai tidak ada upaya sama sekali yang kita lakukan ketika mengetahui ada perbuatan maksiat yang dilakukan keluarga kita. Hal ini sama dengan orang- orang yang tetap kafir setelah didakwahi Nabi. Yang menjadi kewajiban adalah menyampaikan kebaikan tersebut sedang terhadap hasilnya itu urusan Allah, berlepaslah orang yang mendakwahi, telah gugur kewajibannya, dan tidak menjadi pengaruh buruk bagi dirinya kelak (tidak menjadikan dia dapat turut ditarik ke nereka oleh keluarganya yang kafir).
Dan ayat terakhir adalah tentang Maryam ibunda Nabi Isa as, dan sama, aku juga masih belum bisa menghubungkannya dengan tema utama surah ini, ataupun sekedar dengan ayat- ayat lainnya.

Allahu’alam. Kalau ada yang mendapat hikmah lainnya setelah membaca surah ini, tolong sharing yaa!

9 Syawal 1440 H
13 Juni 2019

Minggu, 02 Juni 2019

Lawan Keburukan dengan Ketakwaan!

Suatu sifat akan bermakna hanya jika ada lawannya.

Disebut sehat karena ada sakit
Ada orang kaya karena ada yang miskin
Tidak ada kesenangan tanpa adanya kesedihan
Tidak ada kemudahan tanpa kesulitan

Perhatikanlah bagaimana Allah telah mengisyaratkannya dalam ayat- ayat suci-Nya.

QS Al Insyirah : 5-6, QS Asy-Syams : 8, dsb.

Jadi, ketika ada kesulitan berbahagialah, karena bersamanya ada kemudahan. Ketika ingin mendapat kebaikan, kesenangan, maka berjuanglah, berkorbanlah.

Ketika kau dapati orang lain cemberut padamu, maka balaslah dengan senyuman.
Ketika ada yang marah padamu, maka balaslah dengan perkataan yang menenangkan.

Tapi jangan balas kebaikan dengan keburukan. Setiap yang buruk adalah lawannya yaitu takwa, dalam berbagai bentuk kebaikan.

Hikmah setelah menonton kajian Ust. Adi Hidayat

28 Ramadhan 1440H

Sebuah karya hanya tercipta dari kesungguhan

Kesungguhan dapat timbul dari kesenangan,

Yang meski ketika banyak rintangan, 

itu semua hanya akan menjadi bumbu yang semakin membuat enak masakan

Ada rintangan maka hadapi

Jika gagal bangkit lagi

Jika berhasil jangan puas, gapai target selanjutnya

Jangan pernah puas atas suatu pencapaian

Tetapi bersyukur itu suatu kepastian

Dan semoga nikmat Allah tambahkan


Tujuan hidup di bumi

Mengapa kita tercipta di dunia ini? Heh, kok tercipta, kesannya kalo gitu kita ada begitu aja tanpa ada yang menciptakan. Baiknya gunakan &q...