Minggu, 16 Juni 2019

Tadabbur QS At- Tahrim

Sangat menyenangkan ketika bisa mendapatkan hikmah dari setiap peristiwa yang terjadi dalam hidup kita, termasuk yang saat ini ku rasakan adalah mendapat hikmah ketika membaca QS At- Tahrim. Sebenarnya surah sudah cukup familiar bagiku, karena sudah sejak dua tahun lalu aku hafal surah ini. Semula yang aku tahu surah ini berisi tentang perintah untuk menjaga keluarga dari api neraka dan juga perintah untuk senantiasa bertobat dengan taubat nasuha (taubat yang semurni- murninya). Ternyata ketika membacanya kembali aku tersadar bahwa memang surah At- Tahrim berisi tentang kehidupan berkeluarga.  Dimulai dengan kisah Rasulullah SAW dengan para istrinya dimana timbul kecemburuan yang berlebihan dari istri- istri Nabi hingga Allah pun mengurnya dengan ayat- ayat suci-Nya. 

Dari asbabun nuzul yang aku baca, ternyata kronologis peristiwanya diawali dengan Nabi Muhammad SAW yang meminum madu di rumah Hafsah sambil bercerita suatu hal. Tapi kemudian, Hafshah menceritakan itu kepada Aisyah, hingga akhirnya Aisyah dan Zainab cemburu berlebihan sampai- sampai membuat Nabi SAW hendak mengharamkan apa yang dihalalkan baginya, dalam hal ini meminum madu. Kemudian Allah mewahyukan kepada Nabi SAW tentang perbuatan Hafshah bercerita, hingga membuat dia kebingungan mempertanyakan siapa yang memberitahukan hal tersebut, hal ini tertulis di ayat 4. Nampaknya kecemburuan yang timbul di antara istri- istri Nabi SAW terdengar hingga ke luar rumah, hingga Umar mengatakan bahwa Allah bisa saja menggantikan mereka dengan yang lebih baik untuk menjadi istri- istri Nabi SAW, lalu turunlah ayat ke 5 yang berisi sesuai dengan perkataan Umar ra.
Jadi bisa diketahui bahwa yang mendapat teguran adalah semua pihak, Hafshah, Aisyah, dan Zainab.
Pada Surah At- Tahrim terdapat dua perintah terakhir (menurut urutan surah- surah di Quran) yang diawali dengan seruan (Wahai orang- orang beriman), yaitu di ayat 6 dan 8. Ayat 6 berisi tentang perintah untuk menjaga diri sendiri dan keluarga dari neraka, sedangkan ayat 8 berisi tentang perintah taubat dengan taubat nasuha. Pada ayat 6 juga disertai dengan ancaman bahwa bahan bakar neraka bukan hanya batu, tapi juga manusia, yaitu manusia- manusia yang ingkar, yang banyak dosanya. Dijelaskan juga karakteristik Malaikat penjaga neraka yaitu keras, kasar, dan taat kepada Allah.
Pada ayat 7 dan 9 Allah menyebut orang- orang kafir dan munafik. Tapi aku masih belum bisa menghubungkan dengan isi surat keseluruhan tentang rumah tangga ini.
Kemudian ayat 10 dan 11 menjadi penegasan bahwa keimanan setiap orang itu tidak bergantung dengan keimanan orang lain dengan mengisahkan istri- istri Nabi Nuh dan Nabi Luth yang kafir, dan Asiyah istri Firaun yang beriman kepada Allah.
Bukan berarti perintah di ayat 6 untuk menjaga keluarga dari neraka adalah sia- sia. Hal yang harus dipegang teguh di sini adalah tetap perlu adanya usaha menjaga keluarga dari neraka dengan mendakwahi, menasehati mereka. Meski pada akhirnya mereka tetap tidak mendengarkannya. Jangan sampai tidak ada upaya sama sekali yang kita lakukan ketika mengetahui ada perbuatan maksiat yang dilakukan keluarga kita. Hal ini sama dengan orang- orang yang tetap kafir setelah didakwahi Nabi. Yang menjadi kewajiban adalah menyampaikan kebaikan tersebut sedang terhadap hasilnya itu urusan Allah, berlepaslah orang yang mendakwahi, telah gugur kewajibannya, dan tidak menjadi pengaruh buruk bagi dirinya kelak (tidak menjadikan dia dapat turut ditarik ke nereka oleh keluarganya yang kafir).
Dan ayat terakhir adalah tentang Maryam ibunda Nabi Isa as, dan sama, aku juga masih belum bisa menghubungkannya dengan tema utama surah ini, ataupun sekedar dengan ayat- ayat lainnya.

Allahu’alam. Kalau ada yang mendapat hikmah lainnya setelah membaca surah ini, tolong sharing yaa!

9 Syawal 1440 H
13 Juni 2019

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tujuan hidup di bumi

Mengapa kita tercipta di dunia ini? Heh, kok tercipta, kesannya kalo gitu kita ada begitu aja tanpa ada yang menciptakan. Baiknya gunakan &q...