Selasa, 14 Juni 2016

Essai 1 Tim Sound : Telat Semakin Membudaya, Salahkah Pembinaan di Indonesia?

            Di zaman yang semakin modern ini, tentunya dalam mengakses segala hal menjadi lebih cepat dan mudah. Arus teknologi semakin cepat dan logikanya dengan kecepatan teknologi ini kerja manusia pun semakin cepat dan efisien. Namun, ternyata hal itu tidak berlaku untuk urusan kehadiran tepat waktu, terlebih di Indonesia. Telat semakin membudaya di tanah air tercinta kita, Indonesia. Mungkinkah dampak dari pembinaan yang tidak baik?

            Berdasarkan pengamatan penulis terhadap acara- acara yang dibuat oleh organisasi kemahasiswaan, ketelatan selalu terjadi. Saat rapat telat, begitupun saat acara dilaksanakan. Tak hanya mahasiswa, bahkan di tingkat dosen pun ketelatan masih terjadi. Dosen yang seharusnya menjadi contoh bersikap yang baik, ternyata pada dirinya juga mulai membudaya prilaku telat. Oleh karena itu, sangat perlu dilakukan pembinaan terhadap kebiasaan telat yang semakin membudaya ini.
Pembinaan dapat diartikan sebagai pengajaran yang diberikan satu generasi kepada generasi lain secara turun temurun dengan membawa nilai- nilai yang sudah membudi luhur. Tujuan pembinaan adalah agar generasi selanjutnya tetap menjunjung tinggi nilai- nilai baik yang ada pada generasi terdahulu dan tidak mengulangi kesalahan yang ada pada generasi sebelumnya serta pada akhirnya menjadikan generasi baru tersebut menjadi generasi yang lebih baik dari generasi sebelumnya. Kebiasaan telat terjadi dikarenakan kelemahan pembinaan. Dalam artian lemah dalam penindakkan kebiasaan telat tersebut. Prilaku yang telat tidak mendapat hukuman ataupun sekedar teguran, sehingga pada akhirnya individu yang tepat waktu juga akan membiasakan telat pada pertemuan selanjutnya. Selain itu, terkadang individu yang membina masih belum bisa menjadi contoh yang benar-benar sesuai dengan hal-hal yang ingin dibinanya. Hal inilah yang menjadi letak kesalahan pembinaan terhadap prilaku telat.
            Tentunya kita tidak ingin kebiasaan telat terus membudaya di Indonesia, oleh karena itu perlu dilakukan pembinaan yang lebih kuat dan konkret. Kebiasaan telat yang semakin membudaya ini bisa diatasi dengan membangkitkan kesadaran tentang dampak budaya telat bagi suatu bangsa. Namun, tak cukup hanya sampai menumbuhkan kesadaran, kita juga harus memulai kebiasaan tepat waktu dan menghargai waktu dalam segala aspek kehidupan. Dengan mencontohkan, tentunya akan lebih mudah dalam menyadarkan dan membina. Selain itu, juga perlu diberlakukan hukuman yang tegas terhadap prilaku telat ini. Dan tentunya pembinaan yang dilakukan harus menyeluruh terhadap seluruh generasi yang ada. Sehingga  pada akhirnya kebiasaan telat ini hilang dari diri seluruh generasi Indonesia.

Ayo budayakan tepat waktu guna memusnahkan budaya telat.

Lebih baik menunggu lama daripada melanggar janji.

Waktu lebih berharga dari uang, karena satu hal yang tidak bisa dibeli dengan uang adalah waktu, oleh karena itu mari kita hargai waktu.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tujuan hidup di bumi

Mengapa kita tercipta di dunia ini? Heh, kok tercipta, kesannya kalo gitu kita ada begitu aja tanpa ada yang menciptakan. Baiknya gunakan &q...