Terkadang kita terlalu berfokus pada diri kita
sendiri, sampai- sampai lupa dengan sekitar. Keegoisan itu bukanlah cerminan
muslim. Tapi dalam dirimu masih saja bersarang keegoisan itu. Bukankah kau
sadar akan hal itu? Berubahlah sebelum terlambat, sebelum penyesalan di hari
perhitungan segala amal. Di mana penyesalan atas kesalahan tak ada gunanya
lagi, tak akan bisa diperbaiki kembali.
Belum tentang memberi kebermanfaatan bagi
sekitar, masih tentang bagaimana mengalahkan ego diri. Dengan begitu dapat
dikatakan bahwa dirimu masih lah pada level rendahan, yang ujiannya belumlah
berat, masih berkutat pada diri sendiri, sedangkan orang lain, sekitarmu mereka
diuji dengan ujian yang jauh lebih berat. Sampai kapan mau terus tak naik
kelas, bangkitlah dan perbaiki diri, dan semoga benar- benar bisa lulus dari
ujian yang satu ini. Lulus bukan sekedar lolos, lulus dengan hasil yang
gemilang, hingga muncul ujian baru, kemudian lulus lagi, dan muncul lagi ujian,
begitu seterusnya sampai malaikat maut menjemput.
Kebermanfaatan adalah tentang orang lain, bukan
lagi tentang diri pribadi. Kebermanfaatan tak akan mungkin dicapai oleh pribadi
yang egois. Jika kita hanya focus pada diri sendiri, tidak akan ada habisnya,
tapi ketika kita memikirkan orang lain dan sekitar, banyak pelajaran yang bisa
kita ambil.
Setiap yang bernyawa pasti akan merasakan
kematian. Setiap makhluk tanpa terkecuali si malaikat pencabut nyawa, Izrail
akan merasakan kematian. Tinggallah Allah satu- satunya Zat yang Maha Hidup,
yang tak akan pernah mati. Dia lah yang Maha Kuasa atas segala sesuatu, apa pun
halnya.
Setiap pribadi yang mengimani Allah dan Rasul
SAW tentu paham dan yakin bahwa hari akhir itu adalah haq, benar adanya. Begitu
juga kematian di dunia ini, serta kehidupan akhirat kelak. Bahkan mereka yang
tersesat dan juga dimurkai Allah pun paham dan yakin adanya kehidupan akhirat.
Tapi, apakah hal yang mampu menjadikan kita seringkali masa bodo akan hal- hal
yang jelas pasti tersebut. Kita masih saja melakukan maksiat, padahal paham
betul bahwa mati itu anytime, anywhere. Begitu lancangnya berbuat dosa, meski
paham Allah Maha Melihat dan Maha Mengetahui.
Parahnya lagi, ketika sudah diingatkan,
bukannya sadar malah memaki yang menyadarkan. Membantah setiap kebenaran yang
disampaikan, padahal paham juga bahwa yang disampaikan adalah kebenaran.Memang
manusia tempatnya lupa, seringkali khilaf. Tapi ini sudah disadarkan, tak
kunjung sadar juga.
Ya Allah, maafkan kami yang seringkali lupa dan
lalai akan Kuasa-Mu. Maafkan kami yang tak segera memenuhi panggilan-Mu karena
kesombongan kami yang merasa diri sangat sibuk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar