Tak pernah dia pikirkan sebelumnya bisa berada di posisi
ini. Dia yang memang tidak intensif dibekali pendidikan agama secara formal,
tidak punya kapasitas baik dalam hal agama. Terlebih, perangainya yang memang
buruk dan meninggalkan catatan kelam di masa lalu, kian menguatkan bahwa memang
dirinya tak punya kapasitas dalam memimpin sebuah lembaga dakwah. Tapi beginilah
yang terjadi, ketetapan-Nya yang sebenarnya sangat baik untuk dia, merubah diri
yang buruk perlahan dalam lingkungan yang baik. Namun rasanya perubahan itu tak
kunjung ada pada sikapnya yang kasar, pemarah, dan buruk itu. Memang akhirnya
amanah itu sedikit banyak berpengaruh baik untuknya, tapi yang juga dia rasa,
keberadaannya justru membawa kehancuran bagi internal yang dia pimpin. Mereka
yang dipimpin, notabene memang mempunyai kapasitas, dibekali pendidikan formal
agama yang baik, berasal dari keluarga yang memang taat beragama, memiliki
semangat dakwah yang kuat seakan menjadi terkekang dan bertambah buruk
keadaannya.
Semula memang dia tak mempermasalahkan dirinya yang
tak berkapasitas itu untuk terus berada dalam lingkungan yang baik itu. Karena
jika harus menunggu pantas, tak akan ada yang merasa pantas. Dan bukanlah
dakwah yang membutuhkan diri, tapi diri sendirilah yang membutuhkannya. Begitulah
penguatan dari sana sini terhadapnya. Tapi, nyatanya bagi dirinya tidak begitu.
Rasanya memang lebih baik jika dia tidak berada di posisi itu. Dia tidak mau
egois mendapatkan kebaikan sedangkan lingkungannya justru tidak nyaman dan
bertambah buruk. Jadi, memang lah ini bukan tempat untuknya, dan dia rasa
memang seharusnya dia pergi. Dan semoga kedepannya dakwah ini menjadi lebih
baik.
Dia, yang tanpa dirinya, dakwah akan lebih baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar