Mati satu tumbuh seribu, begitu
kata pepatah. Konteksnya begitu luas, menggambarkan kerelaan hati menerima
suatu keadaan yang tak sesuai harapan dan memotivasinya untuk terus berjuang
dan tak putus asa. Memang begitu adanya, ekspektasi tinggi kadang menyakitkan,
tapi tanpanya diri tak pernah tau seberapa kuat hati.
Lihatlah banyak orang
yang merana ketika ditinggal cinta, banyak orang yang tak karuan kehilangan
pekerjaan, bahkan ada yang gila karena gagal menjabat padahal sudah sangat
banyak menggelontorkan dana.
Tapi, di sudut yang lain ada yang justru ada yang meroket
setelah terjatuh ke jurang dasar laut. Layaknya Jepang kini pasca Bom
Hisoshima- Nagasaki, layaknya Teh Botol Sosro yang sekarang bahkan orang
Malaysia berkata tak lengkap berkunjung ke Indonesia tanpa minum Teh Botol
Sosro, padahal dahulu ditolak di mana- mana, dan masih banyak lagi segudang
cerita sukses yang menyimpan cerita kelam, termasuk urusan perasaan.
Tanpa
pengorbanan tak patut dikatakan perjuangan, tanpa rasa sakit tak pernah sehat
dirasa nikmat, tanpanya hidup seperti adakalanya, biasa saja, tapi jika
tanpa-Nya, ah celakalah dirimu dunia akhirat. Lalu hadirlah dia, dia, dan dia,
serta dia yang masih belum bertemu kini, tapi yang jelas mati satu tumbuh
seribu kawan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar