Entahlah apa yang sebenarnya
harus ku lakukan. Begitu banyak hal yang mengganjal pikiran. List to do yang
berantakan, tak satupun yang mampu teruraikan dengan baik tentang langkah apa
yang seharusnya diambil, kemudian setelahnya apa.
Saat memikirkan pekerjaan yang satu,
tanggung jawab lainnya menghantaui, setan membisikkan, “eh pekerjaan A apa
kabar?” akhirnya diri tak fokus. Padahal sebenarnya sudah jelaslah solusinya,
yaa fokus, dan ketika muncul pikiran
itu, hal yang perlu dilakukan adalah mencatat di notes, atau reminder
untuk dikerjakan menyusul, lalu berterima kasih kepada setan yang sudah
mengingatkan. Tapi prakteknya sulit yaa. Dan sialnya setan cenderung
mengingatkan di dalam sholat. Bodoh jika malah terkalahkan, tapi begitulah
lemahnya diri ini yang seringkali terkalahkan.
Lalu terhadap pekerjaan B, apa
yang harus aku lakukan? Jika tidak tau maka bertanyalah. Kepada siapa? Ya
kepada yang memberi pekerjaan, atau kepada yang memang sudah berpengalaman atau
yang bersinggungan langsung dengan tanggung jawab yang sedang diemban.
Simple tapi terkadang malah ada pikiran “duh
masa sih nanya lagi, berarti ketika diberikan tugas belum bener- bener ngerti
dong, masa sih gabisa cari solusinya sendiri” terus malah cari tau sendiri dan
tetap tidak dapat hasilnya. Barulah ketika mepet bertanya. Entah mana yang
lebih baik, apakah mengusahakan terlebih dahulu atau langsung bertanya. Tapi
yang jelas, hal yang mengganjal hanyalah pikiran- pikiran buruk. Dan terhadap
pikiran buruk atau prasangka, harusnya diri ini hindari.
Just do it now. Coba aja dulu,
gausah takut dimarahin, gausah takut dikecewain, jangan nunda- nunda. Beginilah
permasalahan si introvert, yang rada males berurusan dengan orang lain, apalagi
yang belum terlalu dikenal.
Ya sudahlah, barangkali akar
permasalahannya memang ada pada diri sendiri, yaitu : Sikap menunda- nunda
pekerjaan, tidak fokus, dan juga prasangka- prasangka buruk yang membawa kepada
ketakutan dan keraguan menjalankan sesuatu, serta mindset bahwa diri introvert
yang seharusnya justru harus dihindarkan meski dengan usaha berlebih.
Jika hikmah bisa didapat, artinya
telah mendapatkan sesuatu kebaikan yang banyak, tapi ia hanya bisa didapatkan oleh
mereka yang punya akal sehat. (QS Al Baqarah : 269)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar