Bukannya tidak menulis, hanya saja tidak kunjung publish. Rasanya begitu terlihat melankolis tulisan di Januari yang lalu. Aku ingin mencukupkan apa- apa yang ku rasa. Hanya soal waktu, ya persis seperti yang dikatakan oleh pihak KPK terkait kasus Harun Masiku. Tapi perihal ini lebih pasti ketimbang kasus suap yang semakin tenggelam oleh kerajaan2 yang bermunculan belakangan tersebut.
Aku dan kamu sedang berada di dalam kehidupan yang hanya sesaat. Tapi sayangnya begitu banyak kemungkinan yang bisa terjadi meski hanya 'sesaat'. Ya sesaat, jika bandingannya akhirat. Barangkali kita hanya hidup 60/1000 hari, atau sekitar 60/1000 x 24 jam = 1,44 jam. Jika kita diberi kesempatan tinggal di dunia selama 60 tahun, karena 1 hari di akhirat setara dengan 1000 tahun dunia. Sebentar sekali, hanya sesaat.
Dalam waktu yang sesaat ini ada saja yang tersesat. Miris, tapi jangan dulu hakimi orang lain, bisa jadi aku dan kamu sedang dalam kesesatan, hanya saja kita tidak menyadarinya. Maka semoga Allah mengabulkan pinta kita dalam setiap rakaat yang kita kerjakan. Menunjuki kita ke jalan yang lurus, jalan mereka yang diberi-Nya nikmat, bukan jalan mereka yang dimurakai bukan juga jalan mereka yang sesat.
Sebentar, kita? memang kamu siapa aku? memang aku siapa kamu?
Tak usah dipermasalahkan, bukankah tujuan kita satu dan ayat-Nya jelas menyebutkan jamak 'kami', "Tunjukilah kami jalan yang lurus".
Siapa pun kamu, selama tujuan kita satu, kamu saudaraku!
Walau dengan apa pun kemungkinan yang terjadi selain berubahnya tujuan akhirat kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar