Senin, 23 Maret 2020

Sedih tidak, kecewa iya

Pekan depan adalah pekan UTS, dan semoga menjadi UTS terakhirku di masa perkuliahan S1 ini. Tidak terasa 5 tahun sudah berkuliah. Tersisa 10 orang dari 1 angkatan yang semula berjumlah 120 orang mahasiswa fisika UI angkatan 2015. Ada yang sejak semester awal menghilang, ada yang di-DO, ada yang pindah ke kampus lain, dan kebanyakan sudah lulus. Apakah ini menyedihkan?

Dengan berbagai pengalaman yang aku dapatkan selama 5 tahun belakangan tentu saja jawabnya tidakm tapi aku tetap menyesal. Menyesal tak mampu lebih maksimal dalam memanfaatkan masa- masa S1 ini. Aku belum cukup serius untuk menseriusi banyak hal termasuk kamu. Eh. 

Maksudku seperti akademis, aku belum punya publikasi satu pun, untuk urusan prestasi pun tak begitu baik, masih terlalu jarang mengikuti perlombaan yang akan meningkatkan pengalaman, urusan organisasi pun demikian, masih tak cukup serius menjalaninya. Bagaimana dengan dakwah? Ini yang paling ku sesali karena tidak maksimal. Harusnya sedari dulu bergaul dengan mereka yang memang butuh siraman rohani. Jiwa mereka hampa dan mereka sadar ataupun tidak. Seandainya ada yang bisa masuk ke lingkungan mereka, pasti akan banyak yang tertarik menuju pendalaman agama ini. Karena kita semua sudah dewasa harusnya. Mahasiswa bukan anak kecil lagi, kita tahu mana yang baik mana yang buruk. Dan fitrahnya manusia adalah berada dalam kebaikan atau seminimal berharap kelak di akhir hidupnya berada dalam jalan kebaikan. 

Aku tidak mengatakan diri ini suci, luput dari dosa. Tentu saja tidak demikian. Aku meyakini jalan yang saat ini ku tapaki, jalan dakwah adalah jalan yang benar. Meski akunya yang tidak benar, yang seringkali lalai dan abai. Bagi mereka yang saat ini nampak jelas keburukannya, bisa jadi di masa depan kelak mereka lah juru- juru dakwah di sana-sini. Dan kamu yang berada dalam jalan kebaikan di masa kuliah bisa jadi penjahat di masa depan. Kita tak pernah tahu, maka jangan pernah menjudge "dia mah neraka, dia mah surga". 

Lagi- lagi semua dikembalikan kepada diri sendiri. Semoga yang baik istiqomah dalam kebaikan, semoga yang buruk mendapat hidayah dan menggapai taufik sehingga kelak berada dalam jalan kebaikan. Kita tak pernah tahu kawan. Maka penting untuk ada yang mengingatkan. Karena layaknya domba yang sendirian, lebih mudah diterkam serigala daripada ketika dalam gerombolan. 

Dan aku, masih tetap dalam jalan dakwah ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tujuan hidup di bumi

Mengapa kita tercipta di dunia ini? Heh, kok tercipta, kesannya kalo gitu kita ada begitu aja tanpa ada yang menciptakan. Baiknya gunakan &q...