Arti Sebuah Keikhlasan
Pernah
melihat pejabat- pejabat mau mengerjakan pekerjaan yang dianggap remeh temeh?
Ada banyak di tv, biasanya hanya pencitraan. Tapi kamu bener- bener bisa
menyaksikan di kampus perjuangan, Universitas Indonesia.
Sejatinya
seorang dai itu adalah pelayanan umat. Memberikan kemudahan bagi semua orang
untuk beribadah menjadi poin penting yang bukan masalah remeh temeh. Ladang
pahala, begitulah orang- orang yang mengerti memandang pekerjaan yang
memudahkan orang lain untuk beribadah. Seperti menyiapkan tempat wudhu,
membersihkan tempat sholat, dan lain sebagainya.
Mungkin
ada yang akhirnya berbeda pandangan, berpikiran bahwa pekerjaan teknis
menyediakan air untuk wudhu adalah pekerjaan yang tak pantas dilakukan oleh
seorang ketua lembaga. Memalukan, mungkin itu yang ada dibenaknya. Tapi tak
jarang malah ada yang berpikiran bahwa begitulah seharusnya seorang pemimpin.
Tidak malu untuk melakukan pekerjaan sampai pada hal teknis yang kata orang
remeh temeh, apalagi memang pekerjaan ini sangat mulia. Mereka salut,
menimbulkan respect dan dari sanalah keteladanan muncul.
Cara
terbaik mengajak orang melakukan kebaikan adalah menjadi contoh, teladan. Tidak
hanya sekedar ajakan dengan ucapan, janji- janji atau lain sebagainya. Tidak perlu
mulut berbusa untuk bisa mengajak orang. Cukup lakukan dan orang akan melihat
dan menilai, lalu tergerakkan, ikut serta melakukan.
Berbicara
tentang pandangan orang atas apa yang kita lakukan, entah itu celaan atau
pujian. Ketahuilah, bahwa bagi orang yang benar- benar ikhlas, kedua hal itu
tidak akan berpengaruh terhadap dirinya. Dicela gerak, dipuji pun gerak. Karena
bagi mereka, balasan itu ya hanya dari Allah. Mereka tidak mengharapkan balasan
dari manusia yang tak akan sebanding dengan pahala dari Allah. Apalagi hanya
sekedar ucapan terima kasih.
Maka
ketika dirimu merasa besar ketika dipuji, coba periksa hatimu, mungkin ia
sedang membengkak hingga tak lagi pada niat lurus. Atau barangkali merasa
tinggi, lihatlah kakimu, mungkin kau sedang melayang tinggi meninggalkan
balasan surga yang mampu kau raih dengan keikhlasan. Luruskanlah niat.
Ketika
kau menemukan celaan, tanda ketidaksukaan orang atas apa yang kau kerjakan,
pekerjaanmu dibalas dengan datar atau lebih parahnya lagi gemerutu dan cercaan,
di sana benar- benar dapat terlihat keikhlasan dirimu. Benar ikhlas atau tidak.
Jika benar- benar ikhlas kan kau balas dengan senyuman, dan jika tidak mungkin
kau akan balik menggerutu, atau akhirnya meninggalkan orang tersebut dengan
senyum kecut.
Memang
ada orang yang hanya mau bekerja ketika diawasi, mengharapkan pujian dan
balasan ini itu dari manusia. Tapi ada juga orang yang meski dimaki, mendapat
balasan yang buruk, dia tetap melakukan kebaikan bagi orang yang membencinya
itu. Tidak penting siapa mereka, yang lebih penting kita termasuk yang mana?
Pelajaran
yang luar biasa dari ketua- ketua LD se-UI terkhusus duo hafidz kembar Bang
Ismail-Ishaq
Pergantian
hari, sebelum dan sesudah tengah malam 24/25 Juli 2018
Indonesia
Quran Foundation
Tidak ada komentar:
Posting Komentar