Senin, 30 Juli 2018

Arti Sebuah Keikhlasan


Arti Sebuah Keikhlasan
Pernah melihat pejabat- pejabat mau mengerjakan pekerjaan yang dianggap remeh temeh? Ada banyak di tv, biasanya hanya pencitraan. Tapi kamu bener- bener bisa menyaksikan di kampus perjuangan, Universitas Indonesia.

Sejatinya seorang dai itu adalah pelayanan umat. Memberikan kemudahan bagi semua orang untuk beribadah menjadi poin penting yang bukan masalah remeh temeh. Ladang pahala, begitulah orang- orang yang mengerti memandang pekerjaan yang memudahkan orang lain untuk beribadah. Seperti menyiapkan tempat wudhu, membersihkan tempat sholat, dan lain sebagainya.

Mungkin ada yang akhirnya berbeda pandangan, berpikiran bahwa pekerjaan teknis menyediakan air untuk wudhu adalah pekerjaan yang tak pantas dilakukan oleh seorang ketua lembaga. Memalukan, mungkin itu yang ada dibenaknya. Tapi tak jarang malah ada yang berpikiran bahwa begitulah seharusnya seorang pemimpin. Tidak malu untuk melakukan pekerjaan sampai pada hal teknis yang kata orang remeh temeh, apalagi memang pekerjaan ini sangat mulia. Mereka salut, menimbulkan respect dan dari sanalah keteladanan muncul.

Cara terbaik mengajak orang melakukan kebaikan adalah menjadi contoh, teladan. Tidak hanya sekedar ajakan dengan ucapan, janji- janji atau lain sebagainya. Tidak perlu mulut berbusa untuk bisa mengajak orang. Cukup lakukan dan orang akan melihat dan menilai, lalu tergerakkan, ikut serta melakukan.

Berbicara tentang pandangan orang atas apa yang kita lakukan, entah itu celaan atau pujian. Ketahuilah, bahwa bagi orang yang benar- benar ikhlas, kedua hal itu tidak akan berpengaruh terhadap dirinya. Dicela gerak, dipuji pun gerak. Karena bagi mereka, balasan itu ya hanya dari Allah. Mereka tidak mengharapkan balasan dari manusia yang tak akan sebanding dengan pahala dari Allah. Apalagi hanya sekedar ucapan terima kasih.

Maka ketika dirimu merasa besar ketika dipuji, coba periksa hatimu, mungkin ia sedang membengkak hingga tak lagi pada niat lurus. Atau barangkali merasa tinggi, lihatlah kakimu, mungkin kau sedang melayang tinggi meninggalkan balasan surga yang mampu kau raih dengan keikhlasan. Luruskanlah niat.

Ketika kau menemukan celaan, tanda ketidaksukaan orang atas apa yang kau kerjakan, pekerjaanmu dibalas dengan datar atau lebih parahnya lagi gemerutu dan cercaan, di sana benar- benar dapat terlihat keikhlasan dirimu. Benar ikhlas atau tidak. Jika benar- benar ikhlas kan kau balas dengan senyuman, dan jika tidak mungkin kau akan balik menggerutu, atau akhirnya meninggalkan orang tersebut dengan senyum kecut.

Memang ada orang yang hanya mau bekerja ketika diawasi, mengharapkan pujian dan balasan ini itu dari manusia. Tapi ada juga orang yang meski dimaki, mendapat balasan yang buruk, dia tetap melakukan kebaikan bagi orang yang membencinya itu. Tidak penting siapa mereka, yang lebih penting kita termasuk yang mana?

Pelajaran yang luar biasa dari ketua- ketua LD se-UI terkhusus duo hafidz kembar Bang Ismail-Ishaq

Pergantian hari, sebelum dan sesudah tengah malam 24/25 Juli 2018
Indonesia Quran Foundation

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tujuan hidup di bumi

Mengapa kita tercipta di dunia ini? Heh, kok tercipta, kesannya kalo gitu kita ada begitu aja tanpa ada yang menciptakan. Baiknya gunakan &q...