Jangan
Banyak Alasan deh!
Sejenak
coba renungi, untuk apa sebenarnya kita hidup di dunia ini. Dunia yang fana,
yang pasti akan hancur. Kematian yang pasti menjelang setiap makhluk tanpa
terkecuali. Kiamat yang pasti akan datang serta kehidupan akhirat yang abadi
dan kita yakini keberadaannya. Maka memang sebenarnya kehidupan di dunia ini
hanyalah sementara. Kehidupan di dunia ini adalah ajang pencarian bekal untuk
kehidupan kekal di akhirat kelak. Orang yang beriman tentu tahu, paham semua
hal itu, yang ghaib dan akan tiba. Tapi, adakah yang kita perbuat sudah
mencerminkan kepahaman tersebut?
Allah
memang sangat baik, Maha Pengasih kepada setiap makhluknya, dan Maha Penyayang
kepada makhluknya yang beriman. Dalam menjalani hidup di dunia yang sementara ini,
kita diberi petunjuk agar jangan sampai salah melangkah, agar kita menjalankan
segala sesuatunya dengan benar dan tepat. Dalam firman-Nya dalam kitab-kitab
suci, dan AlQuran yang menjadi penyempurna kitab-kitab terdahulu. Luar biasanya
lagi, Allah juga mengirimkan teladan, contoh, yang menjadi penjelas firman-firman-Nya,
yaitu baginda Muhammad SAW, lagi- lagi agar pemahaman kita tepat dan benar.
Dalam
Al Quran sudah tertulis tujuan, tugas manusia di dunia ini. Pertama, menjadi
hamba Allah yang senantiasa beribadah kepada-Nya. Dan yang kedua adalah menjadi
khalifah atau wakil Allah di bumi untuk memakmurkannya. Dan semoga kita juga
selalu ingat, bahwa umat Islam adalah umat yang terbaik, dan ketika kita
sandingkan dengan sabda Rasul SAW dimana sebaik- biak manusia itu adalah yang
paling bermanfaat, maka seharusnya suatu hal yang menjadi keharusan termindset
dalam diri setiap muslim bahwa dirinya harus menjadi orang yang selalu
bermanfaat.
Apa
pun keadaan yang kita rasakan, sebesar apa pun kesusaAhan dan kemudahan yang
kita dapatkan, percayalah itu semua dari Allah, atas kehendak Allah. Allah Maha
Mengetahui yang terbaik untuk diri kita. Jika memang suatu hal itu baik, Allah
pasti akan menghendakinya agar kita merasakannya, dan jika keburukan pasti
Allah akan menjauhkannya. Entah itu sebagai cobaan, ujian, atau malah musibah.
Selalu ada pelajaran yang bisa kita ambil dari setiap peristiwa. Baik atau
buruk, benar atau salah itu menurut pandangan Allah, bukan menurut perspektif
kita.
Maka tidak sepantasnya kita berkeluh kesah atas apa yang menimpa kita.
Maka jangan sampai kita terlalu banyak alasan ini dan itu ketika kesempatan
baik hadir menghampiri. Jangan pernah merasa tidak mampu, belum mampu. Lagi-
lagi, jika itu memang suatu kebaikan, Allah pasti memampukan kita. Maka semoga
kita senantiasa diberikan keistiqomahan, diberikan hidayah untuk selalu
mengambil kesempatan baik yang hadir. #JanganBanyakAlasan!
13
Juli 2018, refleksi ngaji pekanan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar