Selasa, 24 Juli 2018

Siapalah Diriku Dibanding Dirimu



Holla! Alhamdulillah setelah semingguan terbengkalai tidak menulis akhirnya sekarang bisa posting lagi. Sebenernya ini juga tulisan lama, seminggu yang lalu. Ya apalah daya laptop rusak. Sebenernya rusak layarnya aja, backlightnya rusak sehingga layar laptop gak keliatan apa-apa, samar-samar. Kalo disenterin muncul gambar walau terlihat mati. Ini juga masih belom bener sih, minjem monitor di IQF wkwk. Sebenernya kan nulis gak harus di laptop ya, bisa di hp, bisa di buku atau kertas. Tapi apalah daya, nulis pake keyboard pc memang berbeda. Selain mudah dihapus kalo salah- salah, enak juga bunyi ngetiknya. Begitu memanjakan jari yang menari- nari. Udah ah langsung aja ke topik tulisan...

                                                 Siapalah Diriku Dibanding Dirimu

Terkadang memang kita harus merendahkan diri agar bisa terhindar dari bujuk rayu setan. Apalagi di saat angan sudah meninggi melewati batasan. Layaknya balon udara yang terus meninggi hampir melewati batas lapisan troposfer, jika kita tidak segera turun kembali, bisa- bisa mati kehabisan oksigen. Kejauhan ya contohnya, atau seperti naik gunung deh. Udah hampir sekarat, masih aja maksain untuk terus sampai ke puncak, kita sendiri yang tau batasnya, maka berhentilah, kembali turun, lebih baik merendahkan diri daripada sombong yang berujung fatal.

Menengok amalan merasa bangga? Tak sadar diri amal itu kini menguap, laksana kamper yang menyublim, atau lebih cepat lagi seperti kertas yang dimakan api menjadi abu, dan abu itu pun menghilang terbawa angin.
Amalmu itu tak seberapa wahai diri. Penuh cacat. Penuh noda, kotor. Apalah dirimu dibanding para Nabi dan Rasul. Apalah dirimu dibanding sahabat-sahabat Rasul. Apalah dirimu dibanding para ulama terdahulu. Tidak ada apa- apanya. Gak selevel.

Makanya jangan pernah sombong. Jangan biarkan setan berhasil mengelabuhi dirimu. Dan terhadap lawan jenis yang belum halal pun begitu. Ketika dimungkinkan ada celah setan, cepat- cepatlah rendahkan dirimu. Agar kau bisa terlepas dari jeratnya, dari pikiran yang mulai dipenuhi dengannya sehingga mengenyampingkan-Nya.

Tengah hari sebulan menuju HUT RI
di Indonesia Quran Foundation

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tujuan hidup di bumi

Mengapa kita tercipta di dunia ini? Heh, kok tercipta, kesannya kalo gitu kita ada begitu aja tanpa ada yang menciptakan. Baiknya gunakan &q...