Belajar itu bisa lewat siapa aja, kapan aja, dan
dimana aja. Seperti perjalanan kali ini yang membuat diri memutar otak bicara
sendiri tentang nilai kehidupan. Di perjalanan ke Depok dengan bermotor,
cukuplah untuk menghalau kantuk agar tidak menyerang.
Pertama tentang setiap keputusan, kebijakan, tindakan
yang selalu saja ada ketidaksetujuan dari yang lain. Terkhusus dari manusia
lainnya. Sebaik apa pun dirimu, sebaik dan benar apa pun kau berbuat, selalu
saja ada mereka yang tidak setuju, memberi komentar negatif, kritikan yang
seringkali tidak membangun lebih kepada hujatan. Sadarilah hal itu adalah
keniscayaan. Karena terhadap Tuhan saja, terkadang ada ungkapan kekecewaan, ada
keluhan karena takdir-Nya.
Begitulah manusia, maka semoga dengan menyadari hal
ini, kita dapat lebih dewasa, tak mudah baper dengan segala kritik orang atas
apa yang kita perbuat. Cukup berpegang pada nilai agama, pada keridhoan-Nya
yang menjadi parameter baik buruk, benar dan salah perbuatan, keputusan, dan
kebijakan yang kita ambil.
Sebelumnya, ada sebuah quotes yang tertera pada
pakaian seorang penumpang motor yang berbunyi “ If people try to bring you
down, it only mean that you are above them”. Saya baca itu saat lampu merah
dari pakaian orang tersebut. Kurang lebih artinya : Jika orang merendahkanmu,
itu hanya terjadi karena kamu di atas mereka. Ya posisimu lebih tinggi dari
mereka yang mencoba menjatuhkanmu. Mereka menarikmu dari bawah. Sungguh itu
mengisyaratkan seorang yang dengki, bukan jiwa kepemimpinan. Dimana merasa tak
mampu bersaing dengan mengakeselerasi diri mengejar ketertinggalan, alhasil
mencoba cara yang salah dengan mencari kesalahan dengan merendahkan.
Sebagai
seorang muslim, hendaknya kita memiliki jiwa kepemimpinan yang menjadi
kebalikan orang dengki yang mencoba merendahkan orang lain. Seorang pemimpin
selalu berusaha untuk mengangkat anggotanya. Berusaha agar orang lain berubah
menjadi lebih baik, berprogress, bahkan dirinya tak takut orang yang
ditinggikan tersebut menjadi saingannya. Dia hanya memedulikan kebaikan untuk
sekitar, kebermanfaatan yang luas, dan semakin terpancar keikhlasan seandainya
kita bisa seperti itu.
Berbicara
tentang kebermanfaatan, semula ini dipikirkan untuk persiapan diwawancarai
mahasiswa baru fisika 2018, dekat artinya dengan pengabdian diri.
Kebermanfaatan itu bukan untuk diri sendiri bagi seorang pemuda muslim. Hidup
terlalu singkat jika hanya berkutat pada diri sendiri, sempit sekali pencapaian
diri kalau begitu. Kebermanfaatan itu seharunsya ditujukan untuk orang lain,
masyarakat luas, kesejahteraan umum. Segala yang kita cita- citakan hendaknya
selalu mengarah ke tujuan tersebut setelah tujuan utama tentunya untuk
menggapai ridho-Nya. Dirasa masih abstrak maka hendaknya kita perjelas. Saling
berlombalah dalam memberikan kebermanfaatan seluas- luasnya, jangan hanya
berkutat untuk kepentingan diri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar