Senin, 27 Agustus 2018

Pelajaran Hidup yang Terpikirkan dalam Perjalanan


Belajar itu bisa lewat siapa aja, kapan aja, dan dimana aja. Seperti perjalanan kali ini yang membuat diri memutar otak bicara sendiri tentang nilai kehidupan. Di perjalanan ke Depok dengan bermotor, cukuplah untuk menghalau kantuk agar tidak menyerang.

Pertama tentang setiap keputusan, kebijakan, tindakan yang selalu saja ada ketidaksetujuan dari yang lain. Terkhusus dari manusia lainnya. Sebaik apa pun dirimu, sebaik dan benar apa pun kau berbuat, selalu saja ada mereka yang tidak setuju, memberi komentar negatif, kritikan yang seringkali tidak membangun lebih kepada hujatan. Sadarilah hal itu adalah keniscayaan. Karena terhadap Tuhan saja, terkadang ada ungkapan kekecewaan, ada keluhan karena takdir-Nya. 

Begitulah manusia, maka semoga dengan menyadari hal ini, kita dapat lebih dewasa, tak mudah baper dengan segala kritik orang atas apa yang kita perbuat. Cukup berpegang pada nilai agama, pada keridhoan-Nya yang menjadi parameter baik buruk, benar dan salah perbuatan, keputusan, dan kebijakan yang kita ambil.

Sebelumnya, ada sebuah quotes yang tertera pada pakaian seorang penumpang motor yang berbunyi “ If people try to bring you down, it only mean that you are above them”. Saya baca itu saat lampu merah dari pakaian orang tersebut. Kurang lebih artinya : Jika orang merendahkanmu, itu hanya terjadi karena kamu di atas mereka. Ya posisimu lebih tinggi dari mereka yang mencoba menjatuhkanmu. Mereka menarikmu dari bawah. Sungguh itu mengisyaratkan seorang yang dengki, bukan jiwa kepemimpinan. Dimana merasa tak mampu bersaing dengan mengakeselerasi diri mengejar ketertinggalan, alhasil mencoba cara yang salah dengan mencari kesalahan dengan merendahkan. 

Sebagai seorang muslim, hendaknya kita memiliki jiwa kepemimpinan yang menjadi kebalikan orang dengki yang mencoba merendahkan orang lain. Seorang pemimpin selalu berusaha untuk mengangkat anggotanya. Berusaha agar orang lain berubah menjadi lebih baik, berprogress, bahkan dirinya tak takut orang yang ditinggikan tersebut menjadi saingannya. Dia hanya memedulikan kebaikan untuk sekitar, kebermanfaatan yang luas, dan semakin terpancar keikhlasan seandainya kita bisa seperti itu.

Berbicara tentang kebermanfaatan, semula ini dipikirkan untuk persiapan diwawancarai mahasiswa baru fisika 2018, dekat artinya dengan pengabdian diri. Kebermanfaatan itu bukan untuk diri sendiri bagi seorang pemuda muslim. Hidup terlalu singkat jika hanya berkutat pada diri sendiri, sempit sekali pencapaian diri kalau begitu. Kebermanfaatan itu seharunsya ditujukan untuk orang lain, masyarakat luas, kesejahteraan umum. Segala yang kita cita- citakan hendaknya selalu mengarah ke tujuan tersebut setelah tujuan utama tentunya untuk menggapai ridho-Nya. Dirasa masih abstrak maka hendaknya kita perjelas. Saling berlombalah dalam memberikan kebermanfaatan seluas- luasnya, jangan hanya berkutat untuk kepentingan diri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tujuan hidup di bumi

Mengapa kita tercipta di dunia ini? Heh, kok tercipta, kesannya kalo gitu kita ada begitu aja tanpa ada yang menciptakan. Baiknya gunakan &q...