Banyak orang yang berpendapat
bahwa sains dekat dengan atheis. Tapi tak jarang juga ada yang berpikiran bahwa
sains mampu mendekatkan individu dengan Sang Penciptanya. Kedua pendapat itu
tentu memiliki alasan, dan sejatinya keduanya dibutuhkan seorang saintis.
Terkait atheisme. Hal itu semata-
mata untuk menjauhkan pemikiran bahwa setiap fenomena alam adalah takdir Allah,
yang dengan begitu menjadikan orang malas berpikir ilmiah. Sehingga harapannya,
dengan mengesampingkan alasan ‘takdir Allah’, maka akan lebih semangat dalam
mengobservasi dan menemukan alasan atas setiap fenomena kehidupan ini.
Dan terkait dengan pendapat bahwa
sains dapat semakin mendekatkan individu kepada Tuhannya. Hal itu dikarenakan
telah banyaknya penemuan, kesimpulan, hukum alam yang sesuai dengan kitab
suci-Nya. Manusia terlalu lambat dalam membuktikan fenomena alam tersebut.
Tanpa sadar ternyata apa yang baru ditemukannya, telah tertulis dengan jelas
maupun tersirat dalam kitab suci buatan-Nya. Atau bahkan ada yang bermula dari
pembuktian kebenaran fenomena alam dalam kitab suci. Tentu keduanya akan
semakin menambah iman orang- orang yang bersinggungan langsung dengan kebenaran
itu.
Sebagai seorang pemuda muslim,
hendaknya kita beriman dengan teguh. Kita telah mengetahui dan yakin bahwa
kitab suci-Nya adalah benar. Maka cukuplah meningkatkan rasa ingin tahu,
ketimbang berpikir layaknya ateis. Kita teliti, amati kebenaran kitab suci
bukan untuk membuktikan kebenarannya untuk diri kita, tapi untuk membuktikannya
pada semua manusia. Dan dengan harapan, akan lebih banyak lagi yang akhirnya
beriman dengan penemuan- penemuan ilmiah yang kita capai.
Sebagai seorang muslim sejati,
karakter yang penting kita miliki adalah keberanian memiliki impian yang besar.
Allah telah menjelaskan bahwa kita adalah umat terbaik dalam firman-Nya pada
AlQuran surah Ali Imran ayat 110. Dan Rasulullah Muhammad SAW bersabda bahwa
sebaik- baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya. Maka
memiliki impian besar adalah kewajaran, bahkan keharusan bagi setiap muslim,
terutama pemuda yang memiliki harapan hidup lebih panjang. Mimpi besar bukanlah
capaian yang ditujukan untuk kesuksesan diri semata. Melainkan impian yang akan
bermanfaat bagi orang banyak, yang akan semakin menyejahterakan masyarakat
luas, dan semakin mendekatkan diri kepada Allah.
Melalui sains dan perkembangan
teknologi terkini, masih banyak ladang kontribusi mewujudkan impian besar itu.
Pemuda muslim harus meningkatkan wawasan diri dan budaya observasi yang
dengannya akan lahir karya- karya baik guna menggerus konten- konten buruk di
zaman millennials kini. Perkembangan teknologi yang semakin canggih, harus
diikuti dengan pengembangan proteksi terhadap konten- konten negative yang
dikhawatirkan merusak ketakwaan generasi muda penerus bangsa. Du acara tersebut,
yaitu memperbanyak karya-karya positif dan proteksi konten- konten negatif
harus dilakukan secara simultan, mengingat pesatnya kemunculan konten- konten
negative.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar