Aku mengenalnya pertama kali sebagai sosok yang sangat
centil pada lawan jenis. Tebar pesona sana sini dengan penuh percaya diri,
entah peduli sekitar atau tidak, sarat akan mencari sensasi. Memang itu
negative, tak bisa dipungkiri, tapi aku yakin hal itu juga yang akhirnya
menjadikannya lebih fleksibel dalam bergerak dan berdakwah. Terhadap orang
lain, cobalah berfokus untuk mengambil sisi positifnya, dan jika mampu bantu
benahi hal negatifnya.
Pada suatu rangkaian acara orientasi mahasiswa baru,
sebagai satu angkatan muslim, kami diminta untuk bermusyawarah menentukan
pemimpin. Saat itu aku memegang peranan sebagai pemimpin syuronya dan dengan
sedikit argumen muncul lah tiga nama selain diriku. Beruntunglah. Singkat
cerita, hasil musywarah merujuk padanya. Sebenarnya musyawarah buntu, dan kami
melakukan polling. Dan mungkin disebabkan oleh popularitasnya dengan terbiasa
tebar pesona sana sini, lebih banyak yang mengenalnya ketimbang dua calon
lainnya, yang menurutku lebih pantas. Apa boleh buat, terima saja.
Perjalanan pertemanan kemudian berlanjut berbalut
dengan tujuan yang mulia, sama- sama berdakwah di lingkungan jurusan. Ketika
tahun kedua, dia menjadi pemimpin himpunan dan aku menjadi bawahannya, menjadi
bph. Di sana barulah aku mengenal sisi positif yang dia miliki. Kedisiplinan,
mampu menempatkan diri pada situasi kondisi tertentu, dan yang terpenting
tentang sebuah keikhlasan. Seperti pantang beralasan atas kesulitan kondisinya,
benar- benar penuh tanggung jawab.
Dan kemarin, dia memperlihatkan hal itu
kembali. Betapa keikhlasan dalam beramal adalah hal yang utama, betapa menepati
janji dan disiplin adalah implementasi konkret dari keikhlasan itu. Dan satu
lagi yang menginspirasi, betapa keyakinan itu haruslah kuat sehingga timbul
keberanian diri. Berserah diri hanya pada-Nya, mengambil kesempatan sebelum
kehabisan.
Ya si jagal itu memang belum kehilangan sifat
genitnya, tapi sudah cukup memberi pelajaran bagi diriku yang lemah ini. Thanks
brother! Semoga dirimu selalu diberkahi dan diistiqomahkan hingga kau benar-
benar menginjakkan kakimu di Jannah-Nya!
Ohiya satu lagi, keluarganya juga menginspirasi. Aku
menduga dia bisa memiliki nilai social yang baik, ya karena Pendidikan dari kedua
orang tuanya. Penanaman nilai kekeluargaan yang begitu tinggi, yang akhirnya
juga menginspirasi diriku untuk masa depan kelak.
Waktu Tahajjud di Hari Tasyrik 1439 H
Di Indonesia Quran Foundation, di belajang spv yang masih
tertidur pulas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar