Minggu, 30 September 2018

Hati- Hati Bangga Diri!


Jangan pernah ada perasaan lebih baik dari orang lain. Ketika bangga diri telah menguasai diri, seringkali tertutuplah segala kebaikan yang ada pada orang lain. Kita akan cenderung meremehkan orang lain. Berharap kejatuhan, kesalahan yang orang lain perbuat. Hati- hati jika memang sudah ada tanda- tanda seperti itu. Itulah yang Namanya kesombongan. Dan penyombong tempatnya di neraka, meski sekecil apapun kesombongan itu.

Anehnya sombong itu terkadang bukan pada urusan dunia saja. Bukan hanya karena harta, kedudukan atau apa pun duniawi yang melekat pada diri. Ada juga perihal akhirat yang bisa jadi sumber kesombongan. Bacaan Quran yang merdu, hafalan yang banyak bisa- bisa menjadi sebab berbangga diri, meremehkan orang lain, merasa diri yang paling baik.

Terhadap setiap kebaikan yang orang lain miliki, berusahalah untuk senang. Jangan sampai merendahkan, membanding- bandingkan dengan diri sendiri. Terhadap kesalahan yang diperbuat orang, jangan memakinya, bantulah untuk memperbaikinya, tunjukkanlah kesedihan ketika orang lain sedih, senang ketika orang lain senang.

Dunia itu sementara, sedangkan akhirat itu kekal. Apa pun kesenangan yang diperoleh kini, tak pernah sebanding dengan kesenangan di akhirat kelak. Bertahanlah, bersabarlah demi menggapai kehidupan mulia di akhirat, bukan di dunia. Dan berhati- hatilah, jangan sampai wujud amal baik, malah menjadi pengantar ke neraka dengan berbangga diri. Bukankah orang yang paling rugi adalah mereka yang merasa amalnya sudah cukup baik di dunia, sedang ternyata amal perbuatannya sia-sia, tak berbekas akibat riya.

Ya Allah bantulah diri ini untuk senantiasa berada dalam jalan yang Engkau ridhoi. Jangan biarkan kesombongan menguasai diri ini.

Refleksi Diri

Sebaik- baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia lainnya, lalu apa manfaat yang telah dirimu berikan bagi orang lain, bagi keluargamu, ayah ibu, adik- kakak kandungmu, tetanggamu, teman- temanmu?

Terkadang kita terlalu berfokus pada diri kita sendiri, sampai- sampai lupa dengan sekitar. Keegoisan itu bukanlah cerminan muslim. Tapi dalam dirimu masih saja bersarang keegoisan itu. Bukankah kau sadar akan hal itu? Berubahlah sebelum terlambat, sebelum penyesalan di hari perhitungan segala amal. Di mana penyesalan atas kesalahan tak ada gunanya lagi, tak akan bisa diperbaiki kembali.

Belum tentang memberi kebermanfaatan bagi sekitar, masih tentang bagaimana mengalahkan ego diri. Dengan begitu dapat dikatakan bahwa dirimu masih lah pada level rendahan, yang ujiannya belumlah berat, masih berkutat pada diri sendiri, sedangkan orang lain, sekitarmu mereka diuji dengan ujian yang jauh lebih berat. Sampai kapan mau terus tak naik kelas, bangkitlah dan perbaiki diri, dan semoga benar- benar bisa lulus dari ujian yang satu ini. Lulus bukan sekedar lolos, lulus dengan hasil yang gemilang, hingga muncul ujian baru, kemudian lulus lagi, dan muncul lagi ujian, begitu seterusnya sampai malaikat maut menjemput.

Kebermanfaatan adalah tentang orang lain, bukan lagi tentang diri pribadi. Kebermanfaatan tak akan mungkin dicapai oleh pribadi yang egois. Jika kita hanya focus pada diri sendiri, tidak akan ada habisnya, tapi ketika kita memikirkan orang lain dan sekitar, banyak pelajaran yang bisa kita ambil.

Setiap yang bernyawa pasti akan merasakan kematian. Setiap makhluk tanpa terkecuali si malaikat pencabut nyawa, Izrail akan merasakan kematian. Tinggallah Allah satu- satunya Zat yang Maha Hidup, yang tak akan pernah mati. Dia lah yang Maha Kuasa atas segala sesuatu, apa pun halnya.

Setiap pribadi yang mengimani Allah dan Rasul SAW tentu paham dan yakin bahwa hari akhir itu adalah haq, benar adanya. Begitu juga kematian di dunia ini, serta kehidupan akhirat kelak. Bahkan mereka yang tersesat dan juga dimurkai Allah pun paham dan yakin adanya kehidupan akhirat. Tapi, apakah hal yang mampu menjadikan kita seringkali masa bodo akan hal- hal yang jelas pasti tersebut. Kita masih saja melakukan maksiat, padahal paham betul bahwa mati itu anytime, anywhere. Begitu lancangnya berbuat dosa, meski paham Allah Maha Melihat dan Maha Mengetahui.

Parahnya lagi, ketika sudah diingatkan, bukannya sadar malah memaki yang menyadarkan. Membantah setiap kebenaran yang disampaikan, padahal paham juga bahwa yang disampaikan adalah kebenaran.Memang manusia tempatnya lupa, seringkali khilaf. Tapi ini sudah disadarkan, tak kunjung sadar juga.

Ya Allah, maafkan kami yang seringkali lupa dan lalai akan Kuasa-Mu. Maafkan kami yang tak segera memenuhi panggilan-Mu karena kesombongan kami yang merasa diri sangat sibuk.

Rabu, 05 September 2018

Review Kajian #1


What I got from Lecture by Ust. Adi Hidayat


This lecture is about how to be peaceful after waking up. Ust. Adi Hidayat give the lecture based on a Dua’ after prayer : Alhamdulillah alladzi ahyana ba’dama amatana wa ilaihi nusyur. He told that there is 3 component on that Dua’. First, about grateful, give thanks to Allah on ‘Alhamdulillah’ (All prise be to Allah) sentences. The grateful is about everything, don’t think about problem or other thing that we don’t have. Second is about life chance after under arrest by Allah. At least the grateful is about that life chance. He mentioned that there is differences on Dua’,  if the Dua’ is not contains “ba’dama” that means after we under arrest by Allah, and if there is no that word, means the life after we died. And the third is about “Ilaihi Nusyur”, searching for stock before we back to Allah. Commitment to be good, making good deed that is better than before. So we must evaluate everynight before sleeping about what our mistake and lack. Then making apologize, Istighfar, and based on that evaluation, we try to be better day after day.


Iseng pake bahasa Inggris, banyak salah memang, gapapa lah namanya juga belajar.

Selasa pagi menunggu waktu kuliah
di Indonesia Quran Foundation

Selasa, 04 September 2018

Review TED Video #1

Review TED Video #1
Noorena Hertz

Tentang strategi menyampaikan pendapat yang bertentangan dengan para ahli. Dilatarbelakangi dengan fakta bahwa presentase kesalahan sang ahli juga cukup besar. Namun, kebanyakan orang awam dengan mudahnya membenarkan setiap informasi yang sang ahli berikan. Seperti pasien yang mendengarkan setiap nasihat dokter, setiap diagnosa dan kesimpulan yang terucap diiyakan saja tanpa mau tau lebih dalam penyakit apa yang dimaksud, terkadang sang dokter menyatakan suatu penyakit dengan bahasa yang asing didengar oleh orang awam, padahal penyakit biasa.

Pentingnya budaya kritis, tidak mudah menerima informasi mentah- mentah, meski dari seorang yang ahli. Karena seorang yang ahli sekalipun bisa melakukan kesalahan. Maka kita harus fokus dan mendalami topik yang didiskusikan. Dalam berdiskusi kita perlu bahan sehingga diskusi tersebut dapat berjalan dengan dinamis.

Al Quran mengatakan bahwa ketika kita tidak mengetahui suatu hal hendaknya kita bertanya pada ahlinya. Dengan kita mendebat atau berdiskusi dengan mereka, tidaklah menjadi hal yang bertentangan. Lagi- lagi karena para ahli juga manusia, tetapi tetap berdiskusi dengan adab yang sesuai, dengan niat tulus untuk mengerti suatu persoalan bukan untuk merendahkan keilmuan sang ahli tersebut.

Bagi seorang pemimpin, diperlukan budaya diskusi sebelum memberi arahan yang biasanya hanya didasari pengetahuan dirinya pribadi. Seorang pemimpin harus memberi arahan yang jelas dengan data, dan tidak menutup diri dari berdiskusi terlebih ketika memang ada sanggahan atau keberatan dari anggota yang diberi arahan. Terlepas dari hal itu pun, sebaiknya dalam memberi arahan, tetap budayakan untuk bertanya pendapat orang yang diberi arahan, baik untuk mengetahui yang terbaik menurutnya, maupun menanyakan terkait kesiapan.

Seperti memaksakan untuk mengerti dan akhirnya mengembangkan sendiri, masih sangat tidak pantas dikatakan sebagai review suatu pidato. Semoga ke depan lebih baik lagi. Inilah hasil menonton video Ted dengan pengulangan 2-3x dalam kondisi ngantuk-ngantuk saat mendengarnya.

Tujuan hidup di bumi

Mengapa kita tercipta di dunia ini? Heh, kok tercipta, kesannya kalo gitu kita ada begitu aja tanpa ada yang menciptakan. Baiknya gunakan &q...