1
Oktober 2018
Menjelang
pertambahan umur yang sejatinya adalah semakin sedikit kesempatan beramal
sholeh, kematian semakin dekat. Di asrama yang selama 2 tahunan lebih aku
tinggali.
Rupanya belum semua
aktivitas ku lakukan karena Allah. Masih banyak hal yang dilakukan tanpa
menyebut nama Allah. Masih sedikit bibir ini mengucap syukur atas segala
nikmat-Nya, apalagi atas segala ketetapan-Nya yang tidak sesuai keingingan
diri. Setiap kali masalah menerpa, rasanya belum selalu Allah menjadi tempat
curhat utama. Lebih sering malah mengeluhkan, atau buruknya malah bercerita ke
orang lain, bergantung kepada orang lain, apalagi kepada lawan jenis. Ya Allah
betapa buruknya diri ini, hamba mohon ampun atas segala kelalaian ini. Memang
mungkin bagi orang beriman kebanyakan, kesalahan ini adalah hal yang kecil dan
ringan. Tapi bukankah tak akan bisa tercapai hal yang besar tanpa
tertuntaskannya hal yang kecil. Bagaimana bisa berharap mendapat Jannah-Nya,
jika menyebut nama-Nya saja masih sering lupa. Ketika kita lupa atas suatu hal,
artinya kita masih belum menganggap penting hal tersebut. Lalu bagaimana bisa
kita lupa kepada Zat yang paling penting dalam kehidupan kita, Sang Maha
Pencipta yang Maha Kuasa.
Ketika diri sakit, kita
segera berobat ke dokter dan akan tenang ketika kembali dari dokter,
sangatyakin bahwa kita akan segera sembuh karena telah berobat ke dokter.
Padahal, bukankah Allah yang sebenernya menyembuhkan? Dokter hanyalah menjadi
perantara.
Kelas
Fiskom II
Ternyata buku yang
ditunda penyelesaian membacanya tinggal menyisahkan judul terakhir. Jika saja
aku bersabar untuk membacanya sedikit lagi, buku itu sudah terselesaikan sejak
tadi, dan bisa berlanjut membaca buku lainnya. Hikmah : Jangan mudah menyerah,
tingkatkan kesabaran ketika melakukan suatu hal yang tak kunjung usai sampai
benar- benar mendapatkan hasilnya. Dalam berdakwah dan ketaatan kepada Allah
tak ada kata istirahat, tak ada waktu untuk rehat dalam menggapai cita,
teruslah berjuang sampai tergapai cita itu, jika memang ingin lebih cepat
menggapainya, ketika menunda tentu akan membuat lebih lama tercapainya
kesuksesan.
Hendaknya kita selalu
berbaik sangka kepada pekerjaan baik yang dikerjakan orang lain. Jangan pernah
mencoba menerka, apalagi menjudge isi hati seseorang. Kita hanya bisa menilai
dari yang zhohir saja, hanya Allah yang Maha Mengetahui apa yang sebenernya
tersembunyi di balik hati masing- masing hamba. Teman kita berbuat baik.
Harusnya kita senang, terlepas dari niat sebenernya. Karena kita memang tidak
bisa tau niat dia yang sebenernya. Terlebih sebagai seorang dai yang
menyebarkan nilai Islam. Bukankah memang keinginan kita adalah turut
menyadarkan orang lain agar mau melakukan amal sholeh. Jadi ketika ada teman
kita yang berbuat baik, pantasnya kita senang, dan mengcounter prasangka buruk
yang muncul dari dalam diri atau dari teman kita yang lainnya.
Manajemen diri itu sangat
penting, ketika manajemen diri tidak baik, salah- salah bisa merugikan orang
lain. Manajemen diri itu mencakup keseluruhan aspek, tak hanya aspek
kepribadian, tetapi juga tentang bagaimana mengelola emosi, mengelola setiap
kegiatan, mengelola keuangan, dsb. Sejatinya meski masih berlabel ‘diri’, tapi
tetap bersinggungan dengan orang lain. Karena diri kita juga termasuk himpunan
bagian dari suatu masyarakat.
Kelas
Biofisika
Sudah tawaran ketiga
untuk menjadi MC dalam 1 bulanan terakhir ini. Setelah 2 tawaran sebelumnya
yaitu MC MAM, dan MC Seminar UIQO aku tolak secara halus dengan alasan- alasan.
Kini tawaran ketiga untuk menjadi MC GO UIQO. Sejatinya memang di jadwal
tersebut aku ada kelas, tetapi karena fisika medis sedang ada agenda
internasional, maka kelas digantikan dengan agenda tersebut. Aku memang
memutuskan untuk tidak ikut serta pada acara tersebut dikarenakan bertepatan
dengan pergelaran UIQO. Jadi memang tak ada alasan untuk menolaknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar