Rabu, 18 September 2019

Lebih mulia dari yang lainnya (?)

Tulisan ini berisikan curahan perasaan dan pikiran, bukan tentang seseorang, melainkan banyak orang yang semoga benar ku cintai karena Allah.

Semua santri memang manusia biasa, yang tentu ada sisi baik dan buruk dari dirinya. Patutnya memang tidak menyamaratakan antara satu dengan yang lainnya. Setiap orang memiliki standar yang berbeda- beda, tetapi program tentu menuntut suatu batasan standar yang dinilai bisa dan harus dicapai oleh setiap individu.

Dalam pelaksanaan Quran Time yang notabene merupakan program utama Tahfizh Smart, Mahasantri Ikhwan program Tahfizh Smart 8 sangatlah beragam. Ada yang memang serius dan fokus dalam berQuran time, ada yang dikalahkan oleh kesibukan organisasi di kampus, ada yang sibuk mengobrol, ada yang sedikit- sedikit makan, ada yang curi2 waktu untuk chatting ataupun mengerjakan tugas, ada juga yang dengan mudahnya dikalahkan oleh kantuk.

Meskipun sudah menginvestasikan waktunya untuk Quran time, nyatanya masih banyak yang tidak bisa berfokus bersama Quran ketika sedang QT. Bukankah hal tersebut seperti percuma? Buat apa meluangkan waktu jika ternyata masih saja tidak bisa fokus dan maksimal. Barangkali tetap ada kebaikaan, tetapi tidak maksimal, alhasil targetan tak tercapai. Dan meski target ziyadah atau murajaah atau Tilawah tercapai tetap saja kurang, tidak maksimal, karena yang dituju bukanlah sekedar intensitas yang dibaca, melainkan presentase waktu dalam sehari bersama Quran.
Teman- teman seperjuangan bisa jadi penguat bagi diri. Teman yang rajin akan turut memotivasi individu lainnya lewat keteladanan yang ditampilkan. Semangat berlomba- lomba dalam kebaikanlah yang turut mengistiqomahkan untuk tetap kuat bersama Quran meski telah seharian disibukkan oleh urusan- urusan perkuliahan.

Namun, teman juga bisa jadi setan, pantas saja guru2 TAUD mendoktrinkan kepada para santrinya agar senantiasa berlindung dari godaan setan dan teman. Di saat QT, ada saja yang sibuk mengajak temannya mengobrol, kadang bukanlah hal yang berkaitan dengan Quran, melainkan bercandaan belaka. Atau ada juga yang dengan santainya bermain HP atau tertidur, sehingga turut menjadi hujjah bagi yang lainnya untuk melakukan keburukan yang sama.

Orang bisa dilihat keikhlasannya dalam berbuat dengan melihat kondisi diri baik ada dan tidak adanya orang lain, entah yang mengawasi layaknya SPV, atau Musyrif, barangkali juga teman- teman seperjuangan. Maka tanyakanlah pada diri, sudahkah kamu berQuranTime karena Allah? Lalu mengapa saat tidak ada pengawasan yang ketat dari musyrif dan SPV kamu berbuat sesukanya, tidur, bermain hp, dsb. Sudahkah kamu benar- benar mengalokasikan waktumu untuk Quran saat Quran Time? Mengapa masih saja sebentar- bentar menengok HP, mengapa kantuk saja tidak bisa kau kalahkan? Dan mengapa perizinan kau anggap hal yang remeh temeh, padahal kamu beriman?

Sejatinya, setiap santri memiliki tujuan mulia, memiliki alasan yang kuat mengapa berasrama dan menghafal Quran. Barangkali mereka sedang lupa, maka tugas kita hanya mengingatkan. Tetapi, apabila ketika sudah diingatkan masih saja tidak berubah, artinya ada yang salah pada diri, dan barangkali solusinya adalah dengan meninggalkan asrama ini.



Quran Time Malam,
19 Muharram 1441 H
18 September 2019
Aula Indonesia Quran Foundation

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tujuan hidup di bumi

Mengapa kita tercipta di dunia ini? Heh, kok tercipta, kesannya kalo gitu kita ada begitu aja tanpa ada yang menciptakan. Baiknya gunakan &q...