Selasa, 31 Maret 2020

Maret akan segera berlalu...


Seiring waktu yang terus berjalan,
Umur bertambah,
Usia berkurang,
Ajal mendekat.

Yang lama bertambah kuat.
Yang baru semakin bertambah.
Tapi bagaimana dengan kualitas?

Adakah bertambah taat
Atau justru masih saja bermaksiat?

Kelak menjadi hujjah
Atau malah penghujat?

Bagaimana dengan manfaat,
apakah kau semakin bermanfaat?

Tak peduli kau sendiri atau bersama,
Harusnya terus jadi baik hari ke hari.

Karena kau, bukankah kau bersamai kalam-Nya yang siapa pun melekat dengannya menjadi yang terbaik?

Dan Maret akan segera berlalu,
Sedang dirimu belum juga bangkit!

Target adalah target
Tanpa komitmen mana mungkin terwujud.

Senin, 23 Maret 2020

Sedih tidak, kecewa iya

Pekan depan adalah pekan UTS, dan semoga menjadi UTS terakhirku di masa perkuliahan S1 ini. Tidak terasa 5 tahun sudah berkuliah. Tersisa 10 orang dari 1 angkatan yang semula berjumlah 120 orang mahasiswa fisika UI angkatan 2015. Ada yang sejak semester awal menghilang, ada yang di-DO, ada yang pindah ke kampus lain, dan kebanyakan sudah lulus. Apakah ini menyedihkan?

Dengan berbagai pengalaman yang aku dapatkan selama 5 tahun belakangan tentu saja jawabnya tidakm tapi aku tetap menyesal. Menyesal tak mampu lebih maksimal dalam memanfaatkan masa- masa S1 ini. Aku belum cukup serius untuk menseriusi banyak hal termasuk kamu. Eh. 

Maksudku seperti akademis, aku belum punya publikasi satu pun, untuk urusan prestasi pun tak begitu baik, masih terlalu jarang mengikuti perlombaan yang akan meningkatkan pengalaman, urusan organisasi pun demikian, masih tak cukup serius menjalaninya. Bagaimana dengan dakwah? Ini yang paling ku sesali karena tidak maksimal. Harusnya sedari dulu bergaul dengan mereka yang memang butuh siraman rohani. Jiwa mereka hampa dan mereka sadar ataupun tidak. Seandainya ada yang bisa masuk ke lingkungan mereka, pasti akan banyak yang tertarik menuju pendalaman agama ini. Karena kita semua sudah dewasa harusnya. Mahasiswa bukan anak kecil lagi, kita tahu mana yang baik mana yang buruk. Dan fitrahnya manusia adalah berada dalam kebaikan atau seminimal berharap kelak di akhir hidupnya berada dalam jalan kebaikan. 

Aku tidak mengatakan diri ini suci, luput dari dosa. Tentu saja tidak demikian. Aku meyakini jalan yang saat ini ku tapaki, jalan dakwah adalah jalan yang benar. Meski akunya yang tidak benar, yang seringkali lalai dan abai. Bagi mereka yang saat ini nampak jelas keburukannya, bisa jadi di masa depan kelak mereka lah juru- juru dakwah di sana-sini. Dan kamu yang berada dalam jalan kebaikan di masa kuliah bisa jadi penjahat di masa depan. Kita tak pernah tahu, maka jangan pernah menjudge "dia mah neraka, dia mah surga". 

Lagi- lagi semua dikembalikan kepada diri sendiri. Semoga yang baik istiqomah dalam kebaikan, semoga yang buruk mendapat hidayah dan menggapai taufik sehingga kelak berada dalam jalan kebaikan. Kita tak pernah tahu kawan. Maka penting untuk ada yang mengingatkan. Karena layaknya domba yang sendirian, lebih mudah diterkam serigala daripada ketika dalam gerombolan. 

Dan aku, masih tetap dalam jalan dakwah ini.

Sabtu, 21 Maret 2020

Pemuda tak produktif

Pemuda itu, kalo gak memanfaatkan momentum ya menciptakan momentum.

Pemuda itu harusnya kreatif, inovatif, solutif, produktif. Karena punya energi besar yang kalo gak disalurkan untuk hal baik, bisa dipastikan disalurkan untuk hal yang buruk.

Lantas kamu bisa apa? Mengapa masih saja bermalas- malasan. Mati kutu atas kebijakan lockdown ini. Kalo tidak tidur, maen hp, makan, maen laptop, meski sesekali sholat, baca Quran, baca buku.

Di luar sana, bahkan di dalam rumahmu sendiri masih ada permasalahan. Bahkan hal yang mendasar kawan. Tentang akidah, penghambaan diri hanya kepada-Nya. Kamu sadar bukan bahwa keluargamu masih sering abai dan lalai, lantas mengapa tak ada langkah pasti yang kau ambil tuk jadi solusi?

Bahkan skripsimu masih belum berprogress sebulan berlalu masa seminar proposal. Kamu mau jadi apa? Kamu itu siapa? Bukankah kamu pemuda? Dai? Penghafal Quran yang berharap mengamalkan Quran? Tapi kamu masih saja begini.

Ayoo bangkit kawan!!!
Lawan kejahiliyahan pada diri dan lingkungan terdekatmu! Kiamat semakin dekat, begitupun kematianmu!

Selasa, 17 Maret 2020

Kamu dan aku bagiku

Layaknya dua gelombang yang berbeda fase, kita saling destruktif. Mana mungkin beresonansi jika tak pernah se-frekuensi.

Hakikatnya air mengalir ke tempat yang lebih rendah, tapi kamu bukan air melainkan uap yang terus meninggi mengangkasa, sedang aku terus terperosok ke dalam jurang terdalam. Yang tinggi terus meninggi, yang rendah terus merendah.

Kita punya ketertarikan satu sama lain, aku yakin itu, karena sejatinya setiap benda bermassa saling tarik menarik. Sayang, daya tarikku lemah, sementara kamu terus menjarak, semakin dayaku menarikmu berkurang kuadratik.

Aku ini seperti radioaktif yang tak boleh kau dekati jika kamu memang sehat. Karena bisa2 kamu malah sakit kanker karena radiasiku. Daripada begitu memang baiknya kau menjauh, agar energi penghancurku tak lagi mampu menjangkau dan menyakitimu.

Tunggu, kau tidak selemah itu, kau Basa yang kuat yang mampu membuat kondisi pH mengikuti pHmu, layaknya Kangen Water berpH tinggi yang bermanfaat bagi banyak orang. Tapi sayangnya akulah si asam kuat, yang tak mampu kau netralkan apalagi merubahku menuju pH yang bermanfaat, daya hancur asamku begitu kuat.

Kau lah bintang yang memancarkan cahaya, sedangkan aku hanyalah bulan yang memancarkan sinar semu, palsu, hanya pantulan, yang sesekali justru menjadikan bumi benar2 gelap total karena ku halangi dari cahayamu. Lagi2, meski cahayamu begitu terang, bersamaku malah membuat gelap dunia.

Sabtu, 07 Maret 2020

Istirahat Sejenak

Sejenak istirahatlah, jiwamu pantas mendapatkannya. Layaknya pegas yang ditekan merapat dahulu tuk kemudian melompat dengan energinya menggapai titik yang lebih tinggi dari pencapaian lalu, seperti ancang2 mundur, agar lompatan jadi lebih jauh ke depan, melampaui titik yang pernah dicapai.

Kau mungkin lelah, mungkin merasa tak ada perubahan menuju perbaikan. Tapi lihatlah ke belakang, betapa banyak anak tangga yang telah kau daki, sungguh jauh jarak yang telah kau tapaki. 

Tapi hati2, jangan terlena dengan pencapaian yang telah kau raih. Apalagi berharap kembali ke masa lalu yang penuh dengan kenangan dan mereka yang pernah membersamai. 

Lihatlah ke atas, masih banyak yang telah melampui pencapaianmu. Tengoklah ke depan ada mereka yang mendahuluimu. Jalanmu masih panjang, sangat. 

Berapa jauh lagi? Berapa lama lagi?
Biarlah waktu yang menjawabnya atas izin Dia Yang Maha Kuasa. Tugasmu hanyalah ikhtiar diserta doa penuh harap hanya pada-Nya. 

Masa lalu, bukan sekedar kenangan, tapi pengalaman penuh pelajaran.
Masa depan adalah sebuah kesempatan menuju kesuksesan,jangan malah ketakutan akan kegagalan.
Masa kini, di sinilah kita berada, mari isi dengan penuh ikhtiar dan suka hati!

Tujuan hidup di bumi

Mengapa kita tercipta di dunia ini? Heh, kok tercipta, kesannya kalo gitu kita ada begitu aja tanpa ada yang menciptakan. Baiknya gunakan &q...